Posted by : Unknown Selasa, 21 April 2015






Jepang (bahasa Jepang: 日本 Nippon/Nihon, nama resmi: Nipponkoku/Nihonkoku adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik Rakyat Cina, Korea, dan Rusia. Pulau-pulau paling utara berada di Laut Okhotsk, dan wilayah paling selatan berupa kelompok pulau-pulau kecil di Laut Cina Timur, tepatnya di sebelah selatan Okinawa yang bertetangga dengan Taiwan.

Jepang merupakan Negara yang di juluki Negara matahari dan Negara bunga sakura, mengapa demikian? Karena di Negara jepang mayoritas beragama Shinto yang menyembah matahari sehingga disebut Negara matahari, sedangkan julukan Negara bunga sakura di berikan karena banyak bunga sakura yang tumbuh si tanah jepang, bahkan untuk menyambut musim semi sakura orang jepang mempunyai suatu tradisi, yaitu biasa disebut perayaan hanami (perayaan melihat mekarnya bunga) sebagai symbol kebahagiaan karena datangnya musim semi, di mana di saat itu bunga sakura mekar dengan cantiknya. Di setiap budayanya mempunyai arti tersendiri. Dari zaman jomon sampai zaman hesei sekarang, orang jepan mampu melestarikan kebudayaannya sendiri.

1.2.    Kebudayaan Jepang
Seperti halnya Indonesia, Jepang juga memiliki budaya, seni dan tradisi yang sangat banyak, beragam dan unik yang membuat negara bunga sakura itu banyak dikenal masyarakat dunia. Kebudayaan jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam berbagai kesempatan misalkan perayaan hanami, di karenakan masyarakat jepang mencintai kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya. Orang jepang mau memakai pakaian seberat dan setebal kimono untuk sekedar menghadiri upacara resepsi pernikahan, sekarang kita tahu bagaimana cintanya warga jepang pada kebudayaannya sendiri. Adakalanya kita perlu mengetahui seperti apa kebudayaan jepang itu, mungkin dengan mengetahui beberapa kebudayaan jepang kita bisa sedikit meniru cara melestarikan kebudayaannya, mungkin bisa saja kebudayaan kita tetap terjaga dan tetap di lakukan seperti kebudayaan jepang. beberapa contoh kebudayaan jepang:
A.      Acara Tahunan
B.      Perayaan Hanami
C.      Samurai
D.      Shogun (Sei-i Taishogun)
E.       Baju Tradisional Jepang
F.       Geisha
G.     Festival (Matsuri)
H.      Sumo
I.        Pemandian Umum (Onsen)
J.        Musik Tradisional
K.      Upaca Minum Teh
L.       Origami, Seni melipat kertas

1.3.    Uraian Kebudayaan Jepang

A.      Acara Tahunan
Berikut adalah hari libur nasional Jepang dan beberapa yang paling penting acara nasional tahunan lainnya. Selain itu, ada banyak festival tahunan lokal. Kami event calendar dapat dimintai untuk tanggal-tanggal.
a)      Januari 1 (hari libur nasional)
Tahun Baru (shogatsu): Ini adalah hari libur paling penting di Jepang. Sementara hanya 1 Januari ditetapkan sebagai hari libur nasional, banyak perusahaan yang tetap tertutup hingga Januari 3. Informasi lebih lanjut tersedia pada Tahun Baru halaman.
b)      Senin kedua Januari (libur nasional)
Coming of Age (seijin no hi): Kedatangan usia 20 tahun laki-laki dan perempuan dirayakan pada hari libur nasional ini. Informasi lebih lanjut tersedia pada Coming of Age halaman.
c)       Februari 3
Awal musim semi (Setsubun): Setsubun bukan hari libur nasional, tapi dirayakan di tempat-tempat suci dan kuil-kuil nasional. Informasi lebih lanjut tersedia di Setsubun halaman.
d)      Febuari 11 (hari libur nasional)
Hari Pembentukan Negara (kenkoku kinenbi): Menurut Jepang awal sejarah mencatat, pada hari ini pada tahun 660 SM Jepang pertama kaisar dinobatkan.
e)      Febuari 14
Hari Valentine: Di Jepang, wanita memberikan coklat kepada orang-orang di Hari Valentine. Ini bukan hari libur nasional. Informasi lebih lanjut tersedia di Hari Valentine halaman.
f)       Maret 3
Doll's Festival (hina Matsuri): Gadis juga disebut festival. Informasi lebih lanjut tersedia di Festival Doll halaman.
g)      Maret 14
White Day: Kebalikan dari Hari Valentine: Pria memberikan kue atau cokelat kepada perempuan. Ini bukan hari libur nasional. Informasi lebih lanjut tersedia pada Hari White halaman.
h)      Sekitar Maret 20 (hari libur nasional)
Eqinox Spring Day (shunbun no hi): Kuburan yang dikunjungi selama seminggu (ohigan) dari Equinox Day.
i)        April 29 (hari libur nasional)
Showa Day (Showa no hi): Ulang tahun mantan Kaisar Showa. Sebelum tahun 2007, 29 April dikenal sebagai Hari Hijau (sekarang dirayakan pada 4 Mei). Hari Showa adalah bagian dari Golden Week.
j)        Mei 3 (hari libur nasional)
Hari Konstitusi (Kenpo kinenbi): Hari libur nasional mengingat konstitusi baru, yang diberlakukan setelah perang. Informasi lebih lanjut tersedia di Golden Week halaman.
k)      Mei 4 (hari libur nasional)
Greenery Day (midori no hi): Hingga 2006, Hari Hijau dirayakan pada tanggal 29 April, mantan Kaisar Showa ulang tahun, karena kaisar cinta untuk tanaman dan alam. Sekarang dirayakan pada 4 Mei dan merupakan bagian dari Golden Week.

l)        Mei 5 (hari libur nasional)
Children's Day (Kodomo no hi): Anak laki-laki juga disebut festival. Informasi lebih lanjut tersedia di Golden Week halaman.
m)    Juli/ 7 Agustus
Bintang Festival (Tanabata): Tanabata adalah sebuah festival bukan hari libur nasional. Informasi lebih lanjut tersedia di Tanabata halaman.
n)      Senin Ketiga Juli (hari libur nasional)
Ocean Day (umi no hi): Seorang baru saja diperkenalkan hari libur nasional untuk merayakan laut. Hari menandai kembalinya Kaisar Meiji dari sebuah perahu perjalanan ke Hokkaido pada tahun 1876.
o)      Juli/ Agustus 13-15
Obon: Obon adalah sebuah festival untuk memperingati almarhum leluhur. Informasi lebih lanjut tersedia di Obon halaman.
p)      Senin Ketiga September (hari libur nasional)
Penghormatan Orang Lanjut Usia (keiro no hi): Menghormati orang tua dan umur panjang yang dirayakan pada hari libur nasional ini.
q)      Sekitar September 23 (hari libur nasional)
Autum Equinox Day (shubun no hi): Kuburan yang dikunjungi selama seminggu (ohigan) dari Equinox Day.
r)       Senin Kedua Oktober (hari libur nasional)
Hari Olahraga dan Kesehatan (taiiku no hi): Pada hari itu di tahun 1964, Olimpiade dari Tokyo dibuka.
s)       November 3 (hari libur nasional)
Hari Kebudayaan (Bunka no hi):
Satu hari untuk promosi budaya dan cinta kebebasan dan damai. Pada hari budaya, sekolah dan pemerintah yang dipilih orang untuk penghargaan khusus mereka, budaya prestasi.
t)       November 15
Tujuh-Lima-Tiga (shichigosan):
Sebuah festival untuk anak-anak, Shichigosan bukan hari libur nasional. Informasi lebih lanjut tersedia di Shichigosan halaman.
u)      November 23 (hari libur nasional)
Labour Thanksgiving Day (kansha tidak kinro hi):
Hari libur nasional untuk menghormati tenaga kerja.
v)      Desember 23 (hari libur nasional)
Ulang Tahun Kaisar (Tenno tidak tanjobi):
Ulang tahun saat ini kaisar selalu merupakan hari libur nasional. Jika kaisar perubahan, perubahan hari libur nasional pada tanggal ulang tahun kaisar baru.
w)    Desember 24-25
Natal : Natal bukan hari libur nasional, tetapi dirayakan oleh peningkatan jumlah Jepang. Informasi lebih lanjut tersedia pada Natal halaman.

x)      Desember 31
New Year's Eve (omisoka): 31 Desember bukan hari libur nasional. Informasi lebih lanjut tersedia pada Tahun Baru halaman.
Jika hari libur nasional jatuh pada hari Minggu, hari Senin berikutnya juga akan menjadi hari libur. Jika hari terletak di antara dua hari libur nasional, hari ini juga akan berubah menjadi sebuah hari libur.

B.      Perayaan Hanami
Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura. Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi. Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta makan-makan di bawah pohon sakura. Rombongan demi rombongan berpiknik menggelar tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan sakura untuk bergembira bersama, minum sake, makan makanan khas Jepang, dan lain-lain layaknya pesta kebun. Semuanya bergembira. Ada kelompok keluarga, ada kelompok perusahaan, organisasi, sekolah dan lain-lain.

C.      Samurai
Istilah samurai, pada awalnya mengacu kepada “seseorang yang mengabdi kepada bangsawan”. Pada zaman Nara, (710 – 784), istilah ini diucapkan saburau dan kemudian menjadi saburai. Selain itu terdapat pula istilah lain yang mengacu kepada samurai yakni bushi. Istilah bushi yang berarti “orang yang dipersenjatai/kaum militer”, pertama kali muncul di dalam Shoku Nihongi, pada bagian catatan itu tertulis “secara umum, rakyat dan pejuang (bushi) adalah harta negara”. Kemudian berikutnya istilah samurai dan bushi menjadi sinonim pada akhir abad ke-12 (zaman Kamakura).

D.      Shogun (Sei-i Taishogun)
Shogun adalah istilah bahasa Jepang yang berarti jenderal. Dalam konteks sejarah Jepang, bila disebut pejabat shogun maka yang dimaksudkan adalah Sei-i Taishogun yang berarti Panglima Tertinggi Pasukan Ekspedisi melawan Orang Biadab (istilah "Taishogun" berarti panglima angkatan bersenjata). Sei-i Taishogun merupakan salah satu jabatan jenderal yang dibuat di luar sistem Taiho Ritsuryo. Jabatan Sei-i Taishogun dihapus sejak Restorasi Meiji. Walaupun demikian, dalam bahasa Jepang, istilah shogun yang berarti jenderal dalam kemiliteran tetap digunakan hingga sekarang.


E.       Baju Tradisional Jepang
a.       Kimono, Pakaian Tradisional
Kimono (着物)merupakan pakaian tradisional masyarakat Jepang. Pada masa lalu pakaian ini merupakan satu satunya yang dikenal dan digunakan dalam kehidupan sehari hari.Namun dalam perkembangan selanjutnya Kimono berkembang menjadi exsklusif dan hanya digunakan terbatas pada orang tertentu atau event khusus saja. Dalam keseharian pakain ini sangat jarang digunakan. Alasannya adalah selain karena dianggap tidak praktis juga karena harganya yang sama sekali tidak bisa disebut murah. Selembar kimono yang paling sederhana sekalipun harganya mencapai belasan juta perpotong, sedangkan untuk design yang. hanya menggunakannya pada waktu muda yaitu pada saat Upacara Usia Dewasa (Sejinshiki) yaitu saat menginjak usia 20 tahun. Bagi orang asing, selama ini kimono selalu identik dengan pakaian wanita. Anggapan yang tidak tepat karena kimono juga ada dua macam yaitu untuk pria dan wanita yang tentu saja dengan bentuk yang berbeda namun menggunakan nama yang sama. Dibandingkan dengan kimono wanita, kimono pria umumnya lebih sederhana baik dalam design, motif dan juga warnanya yang biasanya didominasi oleh berwarna gelap seperti hijau tua, coklat tua, biru tua atau hitam. Kimono untuk wanita dikenal ada beberapa jenis menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri. Disamping itu kimono wanita juga memiliki berbagai aksesoris tambahan yang cukup banyak.

b.      Yukata, Kimono musim panas
Sejumlah orang asing sering salah kaprah menyebut yukata dengan istilah kimono. Maklum saja, keduanya sekilas tampak sangat mirip dan susah dibedakan. Perbedaannya adalah terletak pada bahan pakaian dan waktu pemakaian. Yukata (浴衣) adalah pakaian santai berbahan katun tipis tanpa lapis dan cendrung hanya digunakan pada musim panas saja. Sedangkan Kimono adalah merupakan pakaian resmi, berbahan tebal dan relatif sulit dalam pemakaiannya. Yukata, disamping mudah digunakan juga yang tidak kalah pentingnya berharga relatif murah yaitu rata rata sekitar 500.000 rupiah satu set, lengkap dengan Obi atau selendangnya. Harga yang tergolong standard untuk ukuran harga pakaian di negara tersebut. Dari segi design, yukata cendung menggunakan motif bunga berwarna cerah untuk wanita dan berwana gelap tanpa motif untuk pria. Dalam hampir setiap perayaan budaya dan pesta kembang api yang umumnya hanya berlangsung di musim panas, sebagain besar penonton atau pengunjug yang datang dengan memakai yukata.

F.       Geisha
Geisha adalah wanita penghibur profesional yang melakukan tradisional seni Jepang pada perjamuan.
Gadis-gadis yang ingin menjadi geisha, harus melalui pemagangan yang kaku selama mereka belajar berbagai kesenian tradisional seperti bermain alat musik, bernyanyi, menari, tetapi juga percakapan dan keterampilan sosial lainnya.
Di Kyoto, geisha magang disebut "maiko".
Geisha mengenakan kimono, dan wajah mereka yang dibuat dengan sangat pucat. Sebagai turis biasa, Anda mungkin dapat melihat seorang maiko di beberapa distrik Kyoto, seperti Gion dan Pontocho atau di Kanazawa 's Higashi Geisha Kabupaten.

G.     Festival (Matsuri)
Matsuri adalah suatu festival budaya rakyat yang umumnya berkaitan dengan festival di kuil baik kuil Shinto (Jinja) maupun kuil Buddha (Tera) yang kebanyakan diselenggaran pada musim panas. Karena merupakan budaya rakyat tentu saja selalu ramai dan penuh dengan pengunjung. Seperti biasanya pada setiap keramaian di mana saja selalu disertai dengan kehadiran pedagang kaki lima, suatu aktivias bisnis yang hampir tidak dijumpai dalam kehidupan sehari hari. Selain kehadiran pedagang kaki lima, event matsuri di suatu tempat juga sangat mudah di temukan karena banyaknya peserta yang hadir dengan menggunakan pakaian yukata yaitu pakaian musim panas. Jadi kalau kita menemukan orang yang berpakaian yukata dalam jumlah cukup banyak di sekitar terminal maka bisa ditebak di sekitar tempat tersebut berlangsung suatu matsuri atau festival kembang api.Matsuri biasanya berarti festival kuil namun kadang ada juga perkecualiannya, sedangkan matsuri tidak selalu berarti berdoa atau sembahyang, hal itu sudah pasti karena kebanyakan orang datang hanya untuk melihat saja dan seperti biasanya dalam sebuat event pengunjung selalu lebih banyak dibandingkan dengan pesertanya.

H.      Sumo
Sumo adalah gulat gaya Jepang dan Jepang olahraga nasional. Itu berasal dari zaman kuno sebagai pertunjukan untuk menghibur para dewa Shinto. Banyak upacara dengan latar belakang agama masih diikuti hari ini.
Aturan-aturan dasar sumo sangat sederhana: para pegulat yang pertama kali menyentuh tanah dengan apa saja selain telapak kaki, atau yang meninggalkan cincin sebelum lawan, kalah. Perkelahian berlangsung pada cincin yang tinggi, yang disebut "dohyo", yang terbuat dari tanah liat dan tertutup lapisan pasir. Perkelahian sendiri biasanya hanya berlangsung beberapa detik, atau dalam kasus yang jarang terjadi, sekitar satu menit.
Di bagian atas pegulat sumo 'hierarki tahan Yokozuna (juara agung). Pada saat ini, ada dua Yokozuna, Asashoryu dan Hakuho, baik dari Mongolia. Setelah pegulat mencapai peringkat Yokozuna, ia tidak bisa kehilangan status ini tetapi ia akan diharapkan untuk pensiun ketika hasil mulai memburuk. Banyak mantan pegulat tetap aktif di dunia sumo sebagai anggota dari Asosiasi Sumo Jepang.
Kokugikan, sumo stadion di Tokyo Ryogoku
Kebanyakan pegulat elit sangat terlatih atlet antara 20 dan 35 tahun. Mereka biasanya tinggal bersama di kompleks perumahan dan pelatihan, yang disebut "kandang", di mana semua aspek kehidupan, dari tidur dan makan untuk pelatihan dan waktu luang, secara ketat diatur oleh pelatih, yang disebut "stabil tuan".
Tidak ada pembatasan atau kelas berat di sumo, yang berarti bahwa pegulat dapat dengan mudah menemukan diri mereka cocok off terhadap seseorang berkali-kali ukuran mereka. Akibatnya, berat badan merupakan bagian penting dari pelatihan sumo. Sumo hidangan yang khas, chanko Nabe, sup sehat adalah yang penuh dengan sayuran, daging dan ikan.
Enam turnamen yang diselenggarakan setiap tahun, masing-masing berlangsung 15 hari. Tiga dari turnamen yang diselenggarakan di Tokyo (Januari, Mei, September), dan satu masing-masing di Osaka (Maret), Nagoya (Juli) dan Fukuoka (November).

I.        Pemandian Umum (Onsen)
Mandi umum yang besar (Ichinoyu) di Onsen Kinosaki
Di masa lalu, banyak rumah di Jepang tidak dilengkapi dengan bak mandi. Untuk mengisi kekosongan ini, lingkungan sento (lit. uang air panas), atau mandi umum adalah tempat di mana penduduk setempat bisa pergi untuk mencuci sendiri, rendam dalam bak dan bersosialisasi dengan tetangga.
Dewasa ini, karena sebagian besar rumah tangga telah mereka mandi sendiri, jumlah sento tradisional telah menurun. Namun, jenis baru mandi umum dan kamar mandi kompleks, yang menampilkan berbagai jenis kolam renang, sauna, pusat kebugaran, dan lain-lain telah muncul, beberapa di antaranya lebih menyerupai taman hiburan dari rumah mandi yang sederhana.
Beberapa sento, biasanya dalam air panas kota resor, memanfaatkan air panas alami di air untuk mandi. Dalam hal ini, mereka dianggap sebagai Onsen mandi. Pemandian umum yang tidak disediakan oleh mata air panas, gunakan air keran dipanaskan gantinya.
Lingkungan kecil di Nozawa sento Onsen Onsen
Pemandian umum (publik bahwa siapa pun dapat menggunakannya sebagai lawan mandi pribadi dari Ryokan dan hotel yang mungkin hanya terbuka untuk tamu) dapat ditemukan di seluruh Jepang dan biaya biasanya 200-2.000 yen. Beberapa, ditemukan di kota-kota besar, buka 24 jam dengan tarif semalam khusus, dan dapat digunakan sebagai alternatif anggaran akomodasi, dengan pengecualian beberapa gaya taman mandi kompleks, pemandian umum yang dipisahkan oleh jender dan pakaian renang tidak dipakai. Informasi lebih lanjut tentang aturan mandi dapat ditemukan di sini.
Mandi dari Satonoyu di Kinsosaki Onsen
Sento di Onsen Yunotsu Town

J.        Musik Tradisional
Ada beberapa jenis tradisional, musik Jepang (hogaku). Beberapa yang paling penting tercantum di bawah ini:
1. Gagaku:
Musik istana kuno dari Cina dan Korea. Ini adalah jenis tertua Jepang, musik tradisional.
2. Biwagaku:
Musik yang dimainkan dengan Biwa, semacam gitar dengan empat senar.
3. Nohgaku:
Musik dimainkan selama Noh pertunjukan. Pada dasarnya terdiri dari paduan suara, para Hayashi seruling, yang Tsuzumi drum, dan instrumen lainnya.
4. Sokyoku:
Musik yang dimainkan dengan Koto, sejenis sitar dengan 13 string. Kemudian juga ditemani oleh Shamisen dan Shakuhachi.
5. Shakuhachi:
Musik yang dimainkan dengan Shakuhachi, seruling bambu yang sekitar 55 cm. Nama seruling panjang adalah Shaku dinyatakan dalam satuan Jepang tua panjang.
6. Shamisenongaku:
Musik yang dimainkan dengan Shamisen, semacam gitar dengan hanya tiga senar. Kabuki dan Bunraku pertunjukan yang disertai dengan shamisen.
7. Minyo:
Lagu-lagu rakyat Jepang.

K.      Upacara Teh Chadō atau Sadō

Anda tahu caranya minum teh ? Saya yakin Anda pasti tahu. Namun minum teh (茶道) yang dimaksud dalam upacara ini bukanlah minum dalam pengertian seperti yang mungkin Anda kenal. Merasakan ketika bibir mulai bersentuhan dengan air teh yang ada di gelas, merasakan dan mengirup aromanya serta ketika Anda menyerumutnya terasa suatu kekuatan kehidupan mulai mengalir memasuki diri. Sangat tidak sederhana seperti yang saya bayangkan selama ini.
Tentu saja, upacara minum teh ini adalah salah satu cara meditasi yang mulai dipopulerkan oleh pendeta Buddha dari kelompok Eisai dan Dogen menyebarkan ajaran Zen. Kalau Anda mengetahui lebih lanjut pasti akan lebih menakjubkan lagi karena seni minum teh ini harus dipelajari secara khusus dan ada sekitar 36 aliran dari upacara unik ini dan beberapa aliran tertentu juga mempunyai cabang atau aliran baru. Tidak cukup hanya dipelajari atau dipraktekkan saja namun juga harus terus diperdalam dan disempuranakan yang kadang memakan waktu bertahun tahun bahkan mungkin juga seumur hidup.
Karena acara minum teh ini biasanya dilakukan oleh sekelompok orang, maka pengetahuan tuan rumah untuk mengaatur ruangan untuk upacara (chashitsu) yang meliputi pemilihan lukisan dinding (kakejiku) bunga (chabana) sangatlah penting. Peralatan lainya seperti mangkuk keramik, sendok, teh dan sebagainya adalah dibuat khusus untuk upacara ini saja jadi bukan peralatan sehari hari. Berikut saya kitipkan beberapa penjelasan dari wikipedia : "Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni di dalam ruangan upacara minum teh (chashitsu) dan berbagai pengetahuan seni secara umum yang bergantung pada aliran upacara minum teh yang dianut."
Penjelasan yang sangat tepat. Seperti yang saya sebutkan di awal, upacara minum teh ini adalah dianggap bagian dari meditasi oleh pelakunya. Karena kegiatan ini dilakukan dan dinikmati secara berkelompok, selain tuan rumah, tamu atau undangan juga tentu harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang sama tentang upacara ini. Tidak lucu tentu saja, kalau tuan rumah susah payah menyiapkan upacara namun tamu yang hadir tidak faham sama sekali dan langsung datang dan teguk begitu saja.

L.       Origami, Seni melipat kertas
Origami (折り紙) adalah sebuah seni melipat kertas. Seni ini kemungkinan berasal dari negeri Tiongkok China yang berkembang di Jepang bersamaan denga mulai diperkenalkannya penggunaan kertas sekitar 105 Masehi. Pada jaman Edo era (1603-1867) seni melipat kertas mulai berkembang secara lebih luas. Teknik lipatan kertas dan beragam obyek yang diciptakan dari yang sangat sederhana dan hanya memerlukan waktu beberapa menit untuk membuatnya sampai bentuk rumit yang memerlukan waktu beberapa jam.
Dewasa ini seni origami sudah berkembang semakin maju dan banyak seniman origami bermunculan. Origami yang diciptakan oleh kalangan seniman ini benar benar sangat indah bercita rasa seni yang sangat tinggi. Susah untuk dipercayai bahwa banyak bentuk yang bisa diciptakan oleh selembar kertas utuh tanpa memotong ataupun menggunakan perekat namun hanya mengandalkan lipatan saja.
Salah satu seniman origami paling terkenal saat ini adalah Satoshi Kamiya yang mampu membuat berbagai bentuk origami sulit hanya dari selembar kertas dan sekali lagi tanpa memotongnya sama sekali. Karya origami berbentuk seekor naga menurunya adalah yang paling sulit karena membutuhkan waktu sampai beberapa bulan untuk mengerjakannya. Karya sejenis juga banyak dijumpai namun banyak diantaranya yang dibuat bukan dari satu lembar kertas utuh jadi tingkat kesulitannya tentu saja berbeda.
Secara umum untuk membuatnya origami kita bisa menggunakan kertas biasa namun kebanyakan origami di Jepang menggunakan kertas khusus untuk origami. Perbedaan antara kertas biasa dan kertas origami hanyalah dari segi design dan warna saja yang sangat beragam sehingga membuat origami menjadi semakin indah dan sama sekali tidak berhubungan dengan teknik seperti lipatan kertas menjadi lebih mudah dan sebagainya.




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Bima'Desu - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -